Kamis, 05 September 2013

SEJARAH AL-KHIDMAH

Di Indonesia, Pesantren dicatat oleh sejarah sebagai lembaga pendidikan tertua. Sarana fisiknya sangat sederhana, tapi multiguna. Pesantren lahir dari Thoriqoh-Thoriqoh yang dibawa oleh para tokoh sufi jawa yang sering dan lebih mudah disebut Wali Songo. Mereka mengajarkan Agama Islam kepada penduduk setempat di Surau, Langgar, atau Masjid yang didirikannya. Ampel Denta merupakan salah satu bukti sejarah keberadaan pesantren pada masa Wali Songo. Bahkan Ampel kemudian menjadi pusat penggodokan kader-kader Ulama’ Besar dan juga menjadi pusat pengembangan Da’wah Islamiah di bumi Nusantara yang kita cintai, terutama bagian timur.

Jika dilihat dari sisi sejarah bahwa, Pesantren juga menjadi pusat pembelajaran Ilmu Pengetahuan Islam, maka Pesantren lebih cocok disebut sebagai replika dari berbagai Madrasah Islam.

Seiring dengan perkembangan dunia pendidikan, khususnya Pendidikan Islam dewasa ini. Bisa dibilang menggembirakan. Hal ini dapat dicermati dengan adanya rekontruksi bangunan kurikulum yang telah ada menjadi konsep keilmuan yang utuh dan integralistik.

Lembaga Pendidikan­­­ Pesantren telah menyiapkan segala perangkatnya untuk mencetak kader-kader bangsa yang tidak hanya memiliki kecerdasan intlektual tinggi, tapi juga memiliki kecerdasan emosional dan memiliki kecerdasan spiritual serta kecerdasan-kecerdasan lainnya.

Dengan kata lain, Dunia Pendidikan Pesantren saat ini sudah banyak yang mendesain sedemikian rupa, sehingga kualitas out put yang dihasilkan benar-benar siap menjalani roda kehidupan ( out come ) sesuai dengan tuntutan zaman. Mega proyek pendidikan yang digarap saat ini adalah memadukan Sistem Pendidikan Konvensional yang telah berjalan dengan sistem salaf yang ada dalam tradisi pesantren. Perpaduan berbagai sistem itulah kemudian memunculkan istilah “Me­ngintelektualkan Kaum Salaf Dan Mensalafkan Kaum Intelektual.”

Atas kenyataan tersebut diatas dan dengan maksud menjaga kemandirian Pesantren Salaf dan meningkatkan mutu dan tanggung jawab, maka Tim Tujuh Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah Surabaya, menyusun Buku Panduan Kepengurusan, Pengajaran dan Pembelajaran.

Dengan mengharap taufiq, hidayah dan ridho Allah SWT., semoga Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah Surabaya berjalan dengan lancar dan baik serta melahirkan generasi-generasi yang ahli dibidang agama dan mumpuni dibidang penguasaan dasar-dasar sains dan tehnologi dengan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai ajaran salafush sholeh, Amin Ya Rabbal ‘Aalamiin.

???? ???? ??? ????? ???? ????? ?????, ???? ??? ????? ????? , ?????? ??? ?? ???????? ?

PROFIL
PONDOK PESANTREN ASSALAFI AL FITHRAH

A. Cikal Bakal dan Sejarahnya

1. Latar Belakang

Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah adalah lembaga pendidikan Islam yang lahir, tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat, yang salah satu tujuannya adalah melestarikan dan mengembangkan akhlaqul karimah dan nilai-nilai amaliah salafushsholeh.

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era globalisasi dan informasi, serta guna memberikan landasan yang kuat dengan didikan yang akhlaqul karimah, maka dalam hidup dan kehidupan ini, pendidikan -khususnya agama Islam- dan tatanan hidup yang akhlaqul karimah sangat diperlukan untuk membentengi dan melindungi diri, keluarga khususnya anak – anak.

Anak sebagai generasi penerus, dalam perkembangannya sangat membutuhkan pendidikan agama dan akhlaqul karimah sejak dini, guna melindungi diri dan kehidupannya, agar tidak terseret dalam arus globalisasi dan informasi yang menyesatkan.

Dalam rangka melindungi, membentengi dan memberikan tuntunan dan didikan agama Islam dan tata laku akhlaqul karimah, maka pada tahun 1985, Romo KH.Achmad Asrori El Ishaqy ra. merintis berdirinya Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah, yang berlokasi di jalan Kedinding Lor 99 Surabaya.

2. Proses Berdirinya Dan Perkembangannya

Bangunan pondok bermula dari kediaman Hadhrotusy Syaikh KH. Achmad Asrori El Ishaqy ra. dan mushola pada tahun 1985, dan diikuti dengan 3 santri senior Pondok Pesantren Darul ‘Ubudiyah Jati Purwo Surabaya ( Ust. Zainal Arif, Ust. Wahdi Alawy dan Ust. Khoiruddin ).

Pada tahun 1990 datanglah beberapa santri sekitar 3 – 4 santri (Abdul Manan, Ramli, Utsman dan Zulfikar ), dengan kegiatan ‘ubudiyah dan mengaji secara bandungan di mushola.

Dalam perkembangannya jumlah anak yang ingin mengaji dan mondok semakin banyak ( 25 orang ), sehingga pada tahun 1994 Hadhrotusy Syaikh memutuskan untuk mendirikan Pondok Pesantern dan mengatur pendidikan agama dan umum secara klasikal.

Pondok Pesantren Asalafi Al Fithrah semakin berkembang dan dikenal di masyarakat secara luas, sehingga banyak masyarakat yang memohon Hadhrotusy Syaikh untuk menerima santri putri. Dengan dorongan dan desakan itulah akhirnya pada tahun 2003 beliau membuka pendaftaran santri putri dan terdaftarlah 77 santri putri. Sampai pada tahun 2007 tercatat jumlah santri 1999, menetap 999 santri dan tidak menetap 1000 santri.

B. Visi Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah

Menanamkan akhlaqul karimah atau budi pekerti yang mulia sejak dini sebagai bekal hidup dan kehidupan putra-putri dalam melanjutkan perjuangan salafushsholeh untuk melestarikan dan mengembangkan suri tauladan, bimbingan dan tuntunan dalam perjuangan dan hidup serta kehidupan Baginda Habibillah Rasulillah Muhammad SAW. yang penuh akhlaqul karimah.


C. Misi Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah

1. Menyelenggarakan pengajaran / pendidikan formal atau non formal yang berorientasi pada kelestarian dan pengembangan suri teladan, bimbingan dan tuntunan dalam perjuangan dan hidup, serta kehidupan Baginda Habibillah Rasulillah Muhammad SAW. Yang penuh akhlaqul karimah.

2. Mempertahankan nilai-nilai salafush sholeh dan mengambil nilai-nilai baru yang positif dan lebih maslahah dalam hidup dan kehidupan, beragama dan bermasyarakat.

3. Membentuk pola pikir sntri yang kritis, logis, obyektif, yang berlandaskan kejujuran dan akhlaqul karimah.

4. memberikan bekal keterampilan hidup, membangun jiwa santri yang mempunyai semangat hidup tinggi dan mandiri serta mampu menghadapi tantangan perubahan zaman.



Secara global Kegiatan-kegiatan yang ada pada Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah ada tiga. Pertama; kegiatan yang bersifat Syiar. Kedua; wadlifah. Ketiga; pendidikan.

1. Syi’ar

Meliputi minggu manaqib awal, pengajian ahad kedua, haul, majlis dzikir dan maulidur Rasul SAW.

2. Wadlifah

Yaitu Kegiatan yang bersifat berangkat (Suatu kegiatan yang berkaitan langsung dengan Allah SWT., Baginda Habibillah Rasulilah Muhammad SW., Sultonul Aulia’ Syaikh Abdul Qodir Al Jilany ra. dan Hadzratusy Syaikh KH. Achmad Asrori Al Ishaqy ra. dan berguna untuk menanamkan dan melatih tanggungjawab dan kejujuran hati kepda Allah SWT., Baginda Habibillah Rasulilah Muhammad SW., Sultonul Aulia’ Syaikh Abdul Qodir Al Jilany ra. dan Hadzratusy Syaikh KH. Achmad Asrori Al Ishaqy ra.). Dan kegiatan ini tidak boleh dirubah oleh siapapun dan kapanpun, meliputi:

a. Jama’ah maktubah, Sholat sunah (Qobliyah dan ba’diyah, Isyraq, Dhuha, Isti’adah, Tsubutil Iman, Hajat dan Tasbih).

b. Aurd-Aurod yang telah di Tuntunkan dan dibimbingkan.

c. Qiro’atul Qur’an Al Karim (dilakukan setelah tahlil subuh, diawali dengan Al Fatihah 3 kali, membaca Al Qur’an dengan sendiri-sendiri satu juz ditutup dengan kalamun dan do’a Al Qur’an.

d. Maulid (dilakukan : setiap malam jum at , diawali dengan AL Fatihah 3 kali , kemudian membaca Ya Robby , Inna Fatahna , Yaa Rosulallah , dengan dipandu oleh pembaca , kemudian membaca rowi mulai dari AL Hamdulillahi AL Qowiyyil Al Gholib dengan dibaca sendiri – sendiri sampai Fahtazzal Arsyu , lalu Fahtazzal Arsyu sampai Mahallul Qiyaam dibaca dengan dipandu oleh pembaca kemudian Wawulida dan rowi – rowi setelahnya dibaca dengan sendiri – sendiri sampai doa .kemudian membaca Nasyid dengan diiringi dengan dzikir.

e. Manaqib (dilakukan setiap malam ahad , diawali dengan AL Fatihah 3 kali , kemudian membaca manaqib sendiri – sendiri selama 20 menit lalu doa kemudian membaca Ibadallah , Yaa Arhamarrohimin dan Nasyid sampai selesai kira – kira 10 – 15 menit

1 komentar: